Setelah saya di nyatakan lulus, saya pun menunggu ijazah dan segera meninggalkan indonesia. Awal ny saya ingin ke bandara sendiri saja naik damri karena saya tidak ingin merepotkan kedua orang tua saya tetapi mereka memaksa untuk mengantar saya. Akhirnya saya di antar oleh ke dua orang tua saya ke bandara. Saya tidak ada rasa sedih atau cemas. Karena saya yakin, bahwa orang tua saya pada akhir ny akan bahagia atas perbuatan saya ini. Di dekat pintu check in, ayah saya seperti biasa selalu mencium kening anak ny dan kemudian membuat salib kecil di kening tsb sebagai tanda bahwa dia memberkati anak nya. Kemudian saya pun cipika cipiki dengan ibu saya. Dan saya pun mulai masuk ke ruang tunggu pesawat. Mereka masih menunggu agak jauh hingga saya melambaikan tanggan dan mereka pulang ke rumah. Akhir ny saya sampai di negeri kanguru. Saya datang ke sini tanpa bahasa inggris yg fasih. Bahkan untuk berkomunikasi dengan kasir KFC pun saya gak bisa. Saya tidak mengerti apapun yg orang bilang dalam bahasa inggris. Saya belum daftar kuliah saat itu. Hingga 3 bulan dari waktu saya tiba, saya baru mulai mengerti dan nyambung kalau berbicara dengan orang australia dalam bahasa inggris logat mereka. Saya belajar bahasa inggris dari ABC for kids. Bahasa inggris disana sangat mudah di pahami karena memang untuk anak2 yg lagi belajar ngomong. Saya pun sampai hafal jam tayang wiggles, little princess dan peppa pig. Saya juga berlatih berkomunikasi dengan penduduk lokal. Saya berbicara dengan staff di supermarket atau restaurant. Hingga akhir ny sekarang saya bisa berkomunikasi secara jelas dan lancar dengan staff di bank, manajer perusahaan, staff medicare, konsultasi dengan dokter, pergi ke radiology sendiri, dan berbicara dengan banyak orang dimana pun. Suami saya pun terkesan karena bahasa inggris saya sekarang sudah seperti penduduk lokal australia. Dulu dia melarang saya untuk pergi ke tempat2 penting sendirian, tapi sekarang malah di suruh pergi ngurus2 sendiri hehe... saya aktif bekerja, menjadi tim relawan dan menjadi mahasiswa. Saya tetap optimis dan belajar. Menerima kenyataan dan tidak menutup diri dari curhatan2 negatif orang lain ttng hal yg akan saya lakukan ke depan. Ketika saya belum bisa seperti mereka, saya tetap optimis+yakin bahwa saya mampu
Tidak minder/malu untuk belajar. Saya tidak malu untuk berucap secara salah karena kesalahan merupakan proses dalam belajar. Hingga akhir ny suami saya pun bangga. Karena dia menyadari perubahan besar di diri saya. Bahkan perubahan saya lebih besar daripada orang yg datang ke australia 20 atau 30 thn yg lalu tetapi malas+malu+takut untuk belajar. Hingga bahasa inggris mereka masih buruk dan mereka hanya mengandalkan uang dari centrelink yg jumlah ny terbatas. Saya menjadikan setiap orang teman. Teman saya berbagai jenis dan rupa. Tua, muda, sempurna, cacat, cowok, cewek.. kami suka berbagi. Saya bahagia bahwa saya sudah memulai NEW CHAPTER IN MY LIFE secara signifikan.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.