Sunday, 1 March 2015

you have to get into the water to learn how to swim

Ed selalu was was setiap saya mulai bisnis. Ed berpikir bahwa saya tipe orang yg hanya semangat di awal. Saya udah coba banyak bisnis dan semua nya gak saya lanjutin. Begitupun tentang pekerjaan, saya udah coba wara wiri nyoba berbagai profesi tapi hanya satu yg saya pertahankan. Bukan karena saya gak tekun. Saya meninggalkan profesi masa lalu karena pekerjaan tersebut tidak pantas untuk saya. Saya meninggalkan bisnis masa lalu juga karena bisnis tersebut gak cocok dengan saya. Saya mengerti kepribadian saya, saya punya rencana dimasa depan. Saya ingin membangun suatu bisnis yg saya suka dan nikmati. Sehingga melakukan bisnis tsb seperti hiburan bagi saya. Saya suka menanam pohon dan saya ingin memiliki kebun buah buahan, dimana hasil nya bisa dijual ke supermarket lokal atau pasar lokal. Dimana memetik buah buahan, memangkas pohon, dsb menjadi kegiatan yg menghibur saya. Apalagi dalam beberapa tahun kedepan, Ed berencana untuk pensiun dan menghabiskan sisa hidup di Farm dan travelling. Saya pun memulai bisnis kecil kecilan. Saya bukan seorang pebisnis besar dengan modal besar. Modal saya dari tabungan saya pribadi, saya belum punya pengalaman dalam bisnis besar. Walaupun kedua orang tua saya pebisnis. Oleh karena itu saya mau mulai bisnis dari bawah. Ketika saya mulai menikmati kegiatan tsb maka akan saya lanjutkan. Jika saya tidak menikmati, maka akan saya Stop. Toh saya hanya mengeluarkan sedikit uang untuk memulai. Saya pingin kehidupan yg menyenangkan, menikmati pekerjaan, dan merasa relax. Saya sudah menanam saham di perusahaan Australia. Dimana 2 X dalam setahun saya dapat deviden. Jadi, melakukan bisnis atau tidak bukan masalah bagi saya. Kedua tidak akan menganggu finansial saya. Namun berbeda dengan Ed. Ed berasal dari keluarga pekerja. Gak ada gambaran tentang bisnis. Rencana Ed setelah pensiun, dia ingin bisnis olives untuk minyak. Dia berencana melakukan observasi lalu menanam ribuan pohon olives (ribuan dollar). Lalu bagaimana jika ditengah jalan, kita kekurangan modal, kontrak dengan pabrik minyak tiba tiba diputus, hama penyakit? Disisi lain kita udah investasi di olives tsb beribu ribu dollar bahkan ratusan ribu dollar. Apa gak jadi malapetaka dan bangkrut? Dalam hal ini Ed gak mau belajar dari tempat yg dangkal. Dia mau langsung nyebur di tempat yg dalam lalu? Kemungkinan berenang tapi hampir tengelam atau tengelam dan habis. Apakah bisa seseorang yg belajar berenang dari penjelasan orang lain, membaca buka berenang lalu langsung nyebur di temoat yg dalam dan otomatis bisa berenang? Gak mungkin bisa toh. Kita harus mulai dari tempat yg dangkal, mencoba mempraktekan apa yg tertulis di buku dan yg dijelaskan orang lain. Lalu dari situ kita tau teknik yg cocok untuk diri kita. Baru lah setelah diri kita bisa berenang (tau cara mengoperasikan nya) kita berenang ke tempat yg dalam. Begitupun dalam belajar. Kita gakmungkin tiba tiba langsung belajar di SMA jika kita tidak melewati SD dan SMP terlebih dahulu. apakah ada anak bayi yg langsung berjalan tanpa fase merangkak? Tapi untuk memulai nya kita harus berani jatuh, berani gagal. Harus nekat. Kalo gak nekat, gak bakal bisa. Ed was was kalo uang saya habis untuk coba coba bisnis (padahal saya punya limit, punya gaji, punya investasi) saya gak mungkin menjual investasi saya untuk bisnis yg gak pasti. Kita harus berani masuk ke air di tempat yg dangkal, mulai berenang dan setelah mahir, kita berenang ke tempat yg dalam. Itulah prinsip saya.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.