Friday, 25 November 2016

dilema pernikahan dengan WNA

Pernikahan kami sudah melewati 3 tahun. Tahun pernikahan yang bisa dibilang masih singkat. Perbedaan usia antara kami yang terpaut jauh, sangat mempengaruhi perbedaan psikologis kami. Ed lebih melihat ke bagaimana menikmati sisa hidup nya dengan harta yang ada. Sementara saya diusia yang jauh lebih muda masih bersemangat bekerja, meraih pendidikan setinggi mungkin, mengejar harta lebih dan lebih lagi. Ed tak sabar memiliki keturunan sementara saya pingin nya diundur aja dulu deh. Kita udah mulai konsultasi bayi tabung. Urusan keturunan itu kan urusan yang kuasa, sebagai manusia kita hanya berusaha. 3 minggu lagi kita meeting dengan dokter, Ed semangat sementara saya banyak memikirkan urusan pekerjaan. Walau kata Ed saya gak usah mikirin sejauh itu tapi kalo ingat perjuangan saya dari awal sampe bisa begini itu gak mudah. Saya tidak ingin mengakhiri karir saya karena ada nya anak. Ed pingin nya saya dirumah dengan anak. Usulan anak di titipkan di ortu sampai usia 3 atau 5 tahun jelas di tolak Ed. Karena dia hanya mau anak di rawat berdua. Gak boleh di pegang baby sitter, ortu atau titip di child care. Saya dikasih duit bulanan buat keperluan pribadi. Ed pingin nya pindah menetap di holiday house kita di desa kalo udah ada anak. Rumah yang saat ini di tempatin mau di kontrakin. Sementara saya lebih suka tinggal di rumah saat ini. Karena deket ke tempat kerja saya dan banyak pekerjaan di sekeliling sini. Inilah dilema antara saya dan dia.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.