Saturday, 11 April 2015

Saturday Night with Ed

Ini penampakan dari tempat duduk kami

Jadi malam minggu kemarin, kita gak mau pergi jauh jauh. Awal ny Ed ngajak ke Wanggaratta. Tapi rasa ny males aja pergi jauh jauh. Pengen istirahat pas weekend. Jadilah kita cuma ke Benalla pas siang nya karena Ed harus ke TIP terus lanjut ke safeway. Ed belanja buat lunch di safeway. Saya kr Maccas beli soft cone dan chips. Terus kita pulang ke farmlet. Terus pas malem nya, pas jam 7.15 kita berangkat ke cinema deket paternakan kita. Di sebuah tempat terpencil, ternyata ada satu cinema tradisional. Nama nya Swanpool Cinema. Merupakan pertama kali nya saya ke bioskop era 50 atau 60 an. Mereka menyajika film zaman dulu. Tadi malam mereka memutar film tentang kehidupan di Iceland. Betapa dingin dan keras nya kehidupan disana. Film yg cukup menarik dan membuat saya bertapa bersyukur. Kehidupan disini, paternakan saya jenis tanah yg sulit untuk tumbuhan. Daerah dengan iklim yg sangat kering. Sangat panas di musim panas dan sangat dingin di musim dingin. Membuat saya sadar arti lagu "orang bilang tanah kita, tanah surga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman" lagu itu memang benar bahwa tanah Indonesia itu tanah surga. Sangat mudah bagi kita di Indonesia bercocok tanam. Iklim ny tropis. Hangat. Setelah film pertama selesai. Kami ke toilet dan jalan jalan disekitar cinema. Hanya ada 1 studio di cinema ini. Tidak seperti di 21 atau XXI yg studio ny berbiji biji. Yg nonton pun antri. Walaupun hanya 1 studio. Yg nonton gak antri sama sekali. Jumlah yg nonton pun gak lebih dari 10 orang.  Walaupun mereka sadar bahwa pengunjung ny sedikit, tapi mereka cukup berbaik hati untuk menambah 60 kursi tambahan di bagian sayap studio. disisi lain, mereka juga berbaik hati untuk memutar film ke 2. Walaupun beberapa tamu memutuskan untuk pulang setelah film pertama. Tidak lebih dari 5 orang menonton film ke 2 termasuk para crew yg terlibat. Sekitar 3 orang pengunjung dan 2 crew menonton film ke 2. Bioskop tsb membawa saya ke suasana zaman dahulu. Dimana apa apa serba simple. Mungkin di zaman itu, bioskop seperti ini cukup trendy dan banyak cabe cabean pada malem mingguan.






No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.