husband from Poland, i am from Indonesia. That's why we get lost in Melbourne. Confused? Ask me a question to Succchhh33@gmail.com Do not copy or repost my post without ask me. Any reports? Simply email me.
Saturday, 24 October 2015
Hi KJRI Melbourne !
setiap kali ke KJRI melbourne biasa nya untuk acara umum seperti pemilu presiden dan walkot Jakarta. selebih nya, males kesana karena jauhhhh. tapi kan saya pingin nama keluarga Ed Traczyk di passport saya. pergilah saya kesana, naik bus, lalu kereta lalu tram kemudian jalan kaki ke belakang KJRI dan masuk lewat pintu belakang. beda banget antara KJRI Melbourne dan kedubes aussie di jakarta. kedubes aussie di Jakarta di lapis 3-4 pintu gerbang dimana disetiap lapis di cek dan awasi secara ketat. kalo KJRI Melbourne, cuma di lapis 1 pintu pagar, yang jaga cuma satu orang dan mas itu hanya duduk di pos satpam sambil ngelipet kertas sebaran. lalu masuklah saya ke gedung resepsionis, sedikit antri. sambil menunggu, ada ibu2 di sebelah saya yang tingkat kepo nya Indonesia banget. diawali begini "mau perpanjang passport ya dek?" saya cuma manggut. lalu si ibu masih kepo lagi "tinggal dimana dek?" saya jawab "Mornington Peninsula" kemudian si ibu masih kepo juga di tanya "kesini naik apa dek?" lalu tibalah giliran saya dipanggil petugas. mungkin jika petugas belum manggil saya, si ibu bakal nanya "asli mana, jenis kelamin apa, tinggi badan, berat badan, ukuran sepatu, ukuran baju, ukuran BH, ukuran celana dalem" begitulah orang Indonesia, gak ada angin, gak ada hujan. tiba2 ngajak ngomong yang menjurus mengorek hal pribadi seseorang. kemudian saya bilang ke bapak resepsionis "saya mau menambahkan nama suami di passport" lalu si bapak meminta saya memberikan sertifikat ganti nama yang dikeluarkan oleh birth, death, marriage Melbourne. padahal departemen birth death marriage gak mau mengeluarkan karena kasus nya saya hanya ingin menambahkan nama suami yang sudah tercantum di akta nikah saya. nama bank saya XXXX Traczyk. nama medicare XXXX Traczyk. nama passport Indo XXXX. kenapa? karena saya menikah di aussi, jadi buat menambahkan nama suami gak perlu sertifikat ganti nama. hanya perlu akta nikah. namun kembali lagi, sistem birokrasi Indonesia kan ABCD (di kota Bekasi pakai sistem A, di kota Irian Jaya pakai sistem B, di kota Jakarta pakai sistem C, di minang pakai sistem D, dan sistem mereka yang ABCD bisa berubah sesuai kemauan kita sesuai "dana" kita). kenapa sistem birokrasi mereka ABCD dan sungguh membingungkan sekaligus merepotkan. lagian mau 100 kali saya dateng ke departemen birth death marriage tetep aja sertifikat ganti nama saya gak keluar, wong status nya cuma mau nambahin nama suami yang jelas2 sudah tertera di akta nikah. mereka seperti nya gak tau konsekuensi ganti nama, bahwa sertifikat ganti nama hanya bisa di keluarkan 3X dalam seumur hidup saya. pendaftaran ganti nama pun gak mudah, sangat repot. serepot ngisi formulir visa. tau gak sih kalo ngisi form begitu makan waktu, ngerti gak sih kalau saya itu sibuk kerja. apa susah nya sih tinggal nambahin nama keluarga suami saya di passport yang notabene sudah tertera di akta nikah. ahhh sudahlah, hopeless sama birokrasi Indonesia. mengurus birokrasi aussie lebih mudah dan praktis, ketimbang mengurus birokrasi Indonesia. saya tau kok, Indonesia jauh lebih sopisticated ketimbang aussie dalam hal birokrasi, bukti nya?? buktikan saja sendiri huehuehue. jadi nama saya akan tetap XXXX di passport Indonesia. namun di dokumen australia XXXX Traczyk. yoweslah, kan mau bye2 sama passport hijau dalam2-3 tahun kedepan. awal nya saya mau jabanin hari itu juga balik ke departemen birth death marriage melbourne (saya udah berkali kali kesana minta sertifikat ganti nama, namun mereka gak mau mengeluarkan karena status nya hanya nambahin suami) namun hari itu saya ada meeting dengan waktu yang sangat mepet. saya di KJRI Melbourne kira2 sampe jam 12 siang, kemudian jam 1 siang nya saya ada meeting di kota lain dan harus naik tram dan kereta, ditambah saya belum makan siang. pas ngomong ke Ed, kata Ed gak usah di tambahin nama di passport nya. saya sungguh kecewa dan miris dengan sistem birokrasi Indonesia dan perlakuan staff bagian kementrian luar negeri. beruntung, saya gak bayar pajak untuk mereka.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.