Tuesday, 5 January 2016

Keluarga cemara

Saya ini 4 bersaudara. 1 kakak cowok, 1 adik cowok, 1 adik cewek. Ortu sll mengajarkan kami hidup sederhana. Bapak kerja sebagai manajer di perusahaan retail. Ibu bekerja di rumah dan berjualan roti manis. Ibu belajar bikin roti lalu membuat roti di rumah dan menjual nya keliling komplek, juga memasok ke warung2 sekitar rumah. Tak jarang, ibu membonceng saya di belakang sepeda nya, saya menolong ibu menjaga keranjang roti 3 tingkat yang besar nya melebihi saya pada waktu itu. Keliling sampai larut malam, berjualan roti. Terkadang sampai jam 9 malam atau 10 malam. Tapi kami bahagia. Saat saya umur 10 thn, ortu membeli rumah baru dan kami pindah ke rumah baru. Ibu semakin sering berjualan, hampir tiap hari naik sepeda dari jam 3-4 sore sampai jam 8-9 malam. Ah tak terbayang betapa keras nya ibu bekerja. Bapak hampir selalu pulang diatas jam 12 malam. Karena tunggu toko tutup dan tempat kerja bapak di cikarang. Sementara kami tinggal di bekasi. Bapak travel Bekasi - Cikarang hampir tiap hari naik mobil tua yang dibeli nya saat kakak saya lahir. Selalu dia pakai mobil itu, tidak pernah ganti. Walaupun rumah kami saat itu ada 3, 2 di kontrakin. Tapi ibu tetap berjualan roti dengan sepeda nya yang di belikan bapak saat saya lahir. Dan bapak dengan mobil tua nya. Saat usia saya 10 tahun, saya tidak lagi ikut ibu berjualan. Saya lebih sering di rumah menjaga adik perempuan, pada saat itu dia berusia 4 thn. Ibu pergi berjualan dgn kakak dan adik laki2 naik sepeda bertiga. Anak laki2 menjaga ibu. Hampir tiap hari, ibu membuat ratusan roti manis. Jangan di tanya bagaimana kotor nya rumah kami, ditambah 4 anak. Setiap ibu mulai berangkat berjualan, saya mulai membersihkan rumah. Menyapu, mengepel, mencuci piring, membersihkan meja dimana ibu membuat roti, lalu memandikan adik perempuan. Kemudian memasak nasi dan ceplok telor mata sapi untuk adik. Biasa nya jam 7.30 malam saya menyuapi adik makan di depan rumah sambil menunggu ibu dan para laki2 pulang. Jika ibu tidak tiba hingga adik perempuan selesai makan, kami masuk ke dalam dan menunggu ibu di dalam. Hampir setiap ibu pulang berjualan, dia membawa makanan untuk keluarga. Adik perempuan biasa nya saya masukan ke kamar dengan ac karena banyak nyamuk dan dia kepanasan. Lalu kami makan malam bersama di rumah. Para lelaku mandi dan tidur, begitupun saya lalu ibu. Lalu kami mengerjakan tugas sekolah dan tidur. Sementara ibu harus menunggu bapak pulang. Lalu di pagi hari (subuh) ibu bangun lagi memyiapkan stapan untuk kami ke sekolah. Ah terkadang saya berpikir, betapa gila nya hidup kami. Ah apapun yang tak mungkin bisa mungkin jika terpaksa. kamu bantu membantu

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.