Tetangga bule di negara bule

Lagi2 saya mau cerita tentang bagaimana rasa nya punya tetangga bule di negara bule? Rasa nya SAKIT ! Gak enak. Kali ini saya mau cerita tetangga di paternakan saya. Ok sebagian tetangga disini baik2 saja, sebagian individualisme, sebagian terlalu ikut campur, sebagian penggosip, sebagian comel, sebagian egois. Gak ada yang normal/sedang2 saja. Tetangga di kiri, punya domba. Karena pembatas antar lahan cukup tua dan akhir nya domba mereka bisa masuk ke lahan kita, bukan nya berusaha memperbaiki pagar pembatas tetapi dia malah memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Dia malah nambah stock domba. Itung2 dia memakai lahan saya secara percuma dan dapet wool dari domba untuk di jual. Akhir nya kita perbaiki pagar pembatas pakai uang kita sendiri. Habis ribuan dollar. Ok masalah dengan tetangga kiri sudah berakhir karena pagar pembatas sudah di bangun. Dan hari ini kami bermasalah dengan tetangga kanan. Yak tetangga kanan kami adalah sepasang bule muda. Mereka agak aneh. Pagar pembatas antara lahan saya dan mereka baik2 saja, tidak rusak dan masih sempurna. Tapi mereka hobby loncat pagar pembatas malam2 untuk nge cek empang/dam paternakan saya. Suami saya cerita ke tetangga kiri kalo saya stock ikan disana. Lalu tetangga kiri comel dan bergossip ke tetangga lain. Menyebarlah berita itu ke sekeliling desa. Tetangga kanan menjadi kepo, dan mau mancing. Dia pikir ada ikan besar disana. Mungkin dia pikir lumayan ikan gratis untuk bakar2. Padahal ikan disana masih kecil2, masih sebesar jari. Jadi sekitar jam 9.30 malam dia loncat pagar kami dan duduk di pinggir dam. Saat suami saya ke dam, karena kita baru selesai nyiram pohon. Betapa kaget nya dia ada orang tak di kenal disana. Rupa nya dia mau mancing ikan disana. Saya pun mendengar nya tertawa, karena ikan disana hanya segede jari. Mancing capek2, cuma dapet ikan teri. Aduhhh capek deh. Masih berpikir punya tetangga bule itu enak? Menurut saya, lebih enak punya tetangga orang indo.