Monday, 17 August 2015

GAHLAU

Kalo immigrasi refuse visa permament aku rapopo. Tapi aku sedih karena Ed bilang kalo itu benaran terjadi, dia bakal jual semua aset nya yg dimari dan pindah ke sumatra. Bisnis hotel kecil2an sahaja. Tapi aku kan suka disini. Aku cemas untuk tinggal di Indonesia. Kita kan sudah benar2 established disini. Rumah yg kita tempatin ini rumah pilihan kami dan aku cinta mati dengan rumah ini. Aku cemas dengan masa depan aku, Ed dan anak2 ku jika kami menetap di Indonesia. Tapi untuk saat ini, aku harus bersabar dan menunggu mereka menghubungi ku di akhir tahun ini. Karena ini sebuah keputusan penting yg merupakan sebuah titik, yg mampu merubah kehidupan aku menjadi lebih baik atau menjadi buruk. Disisi lain, kita punya paternakan dan kebun kecil2an yg kami tanam 30 pohon apricot, figs, hazelnut dan ratusan bulbs bunga lily. Hidup dinamis, penuh dengan kejutan dan aku harus siap dengan semua nya. Walaupun aku sudah memenuhi persyaratan immigrasi tapi yg nama nya nunggu keputusan visa itu kayak nunggu kelulusan UN atau hasil ujian masuk sekolah atau universitas. Antara gagal dan lulus, antara di terima dan di tolak. Dag dig dug, padahal masih 4-5 bulan lagi tapi udah menghitung hari sejak sekarang.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.