Saturday, 24 January 2015

ku rayu dan ku eret si om (fictional)

setelah si om meniduri ku, rasa penasaran nya terhadap diriku pun hilang. bahkan sudah jarang menghubungi ku. si om hanya menghubungi ku saat dia ingin bercinta. soal duit pun. dia tak lagi loyal seperti saat pertama bertemu. aku sadar, bahwa vagina aku tidak spesial. vagina aku biasa saja dan sudah penah dimasuki mantan pacar ku berkali kali. pikir ku, sial sekali. si om sudah gak penasaran lagi. lalu aku pun mengajak si om untuk bertemu dengan alasan kangen. si om pun berpikir bahwa aku jatuh cinta pada nya. aku pun memperlakukan dia secara spesial layak nya suami. padahal bagi ku dia adalah client ku, mesin uang ku. kami berbincang hangat dan mesra. "aku jatuh cinta pada kamu. masalah umur bukanlah masalah. siang malam ku pikirkan diri mu. aku hanya ingin bercinta dengan mu" itulah rayuan maut ku. si om pun makin melayang. di ajak nya aku check in hotel berbintang dan kami pun larut dalam desahan dosa lagi. setekah si om mendesah hingga puas di surga ke tujuh di dalam vagina, ku ajak si om ke mall dekat hotel kami menginap. kami pun berjalan layak nya suami istri. ada pameran mobil disitu, 'aku suka mobil ini. seandainya saja aku punya mobil, pasti aku gak kepanasan saat bepergian. gak ada cowok lain yg melirik aku di kendaraan umum' si om pun merasa iba. lalu kami pesan mobil tersebut untuk diri ku. ah si om mulai iba kepada aku. aku ajak dia ke pameran rumah. sebagai pebisnis, pasti dia memperhitungkan uang, untung dan rugi. 'aku suka rumah kecil ini. cocok untuk kami berdua jadi kamu gak harus bayar hotel lagi. kamu bisa nginap di rumah ini dengan ku. disisi lain, lebih privasi' si om pun berpikir bahwa itu hal yg baik untuk membeli rumah sehingga tidak perlu sewa hotel. di bayarlah DP rumah tersebut. ah senang ny, hari ini aku dapat mobil dan rumah. BERSAMBUNG

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.