Saturday 13 February 2016

Love them

Saya senang sekali berbagi, sesibuk apapun, saya berusaha membalas email yang masuk. Sekalipun jaringan internet di rumah lambat karena rumah saya bukan di lokasi datar. Tapi saya selalu penasaran apa yang dipikirkan pembaca saya. Saya memang sangat tertarik pada permasalahan di sekitar saya. Ketertarikan ini timbul saat saya melakukan penelitian kehidupan terpencil (isolated area). Sebuah daerah yang masyarakat nya sangat jauh berbeda dengan masyarakat pada umum nya. Sangat menyenangkan mengetahui permasalahan sosial di lingkungan kita. Mengetahui pola pikir orang lain. Prostitusi, cewek matre, cewek cabe, orang2 yang penasaran terhadap kehidupan orang lain, bule hunter, dan masalah lain nya. Saya sangat suka akan hal itu. Bagi saya, membenci mereka tidak akan menyelesaikan masalah. Menyebar keburukan mereka hanya akan mempermalukan mereka, lalu apa yang saya dapat? Selain image tidak menghargai nama baik orang lain dan menyebar kebencian. Saya sangat mencintai mereka dan saya melakukan penelitian melalui email dengan mereka. Saya pun berfikir, kenapa? Ada apa dengan mereka? Apa yang harus saya lakukan? Ini hal yang sangat menarik untuk di ketahui. Membuka pikiran saya tentang apa yang sebenarnya terjadi di masyarakat kita tanpa harus terlibat langsung dalam situasi tsb. Saya di besarkan di keluarga sederhana namun selalu cukup, orang tua saya gemar berbagi. Sejak kecil saya sering di ajak ke panti asuhan, saya pun sering berpikir 'kenapa mereka disana? Orang tua mereka tidak mampu? Orang tua mereka tidak mencintai mereka? Bagaimana dengan cita2 mereka? Bagaimana jika mereka dewasa? Apakah ada harapan mereka mewujudkan cita2?'. Sejujurnya saya rasa, jika tidak sanggup memiliki anak diluar nikah, maka jangan membuat anak di semak belukar penuh ular di luar nikah. Saya suka dengan mereka yang terbuka. Saya mengerti banyak sekali wanita yang cemas, khawatir saat menjalin hubungan dengan pria asing. Bahkan sebelum menikah atau pindah ke negara pria tersebut, biasa nya wanita memperhitungkan 'berapa' harta pria tsb. Menurut saya hal ini wajar, karena mereka mendambakan kehidupan yang naik, mereka tidak puas dengan kehidupan saat ini. Jika ada yang bilang hal ini gak wajar, apa kamu mau menikah dan pindah ke negara orang tanpa tau pasti bagaimana kehidupan kamu disana? Perasaan cemas yang berakhir 'ngitung' harta cowok tsb dulu biar lebih yakin, menurut saya wajar saja. Jika mereka membeberkan penghasilan cowok tsb, ya wajar saja. Apa kamu mau nikah sama penggaguran? Membeberkan penghasilan bukan berarti mau pamer, mungkin saja mereka hanya mau tau apakah calon nya tersebut berada di kondisi 'kurang','cukup' atau 'mapan'. Masalah aneh yang saya temukan, kenapa yang nyinyirin para wanita matre, wanita cabai, bule hunter, wanita kepo, dsb kebanyakan adalah mereka yang berada di garis 'cukup' atau  garis 'mapan'. Merasa tersaingi jika ada wanita lain yang ingin 'cukup' atau 'mapan' ? Ah entahlah, saya sih berpikiran terbuka saja. Menurut saya semua orang bisa di posisi 'cukup' atau 'mapan'. Orang di posisi 'cukup' dan 'mapan' pun bisa turun posisi jadi 'kurang'.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.