Monday 11 July 2016

Hidup ini menyakitkan di akhir usia

Perasaan sedih dan haru di tempat kerja. Melihat mereka yang sangat bahagia saat di kunjungi oleh keluarga nya. Kejadian yang jarang sekali terjadi di kehidupan mereka sejak mereka tinggal di aged care. Mereka tidak mengerti apa yang terjadi, mengapa mereka ada disana, mengapa keluarga nya tidak ada di dekat nya. Menjalani hari demi hari, segala penderitaan dan kesedihan di akhir usia. Masa masa sulit menjelang nafas terakhir. Kami lah para perawat yang menjadi saksi proses akhir kehidupan banyak orang, saat sang pencipta mencabut nyawa mereka, perlahan lahan otak mereka mulai mengirim pesan kepada organ lain untuk mulai berhenti bekerja. Lalu hempasan nafas terakhir menjadi titik akhir kehidupan mereka dan keluarga menjemput jenazah mereka. Kami lah yang kebanyakan mengengam tangan mereka disaat nyawa hampir tiada, disaat yang sama mereka meremas tangan ini, sebagai bukti akan kerinduan pada cinta dan kasih sayang.  Hidup ini menyakitkan bukan? Tak jarang mereka menangis dalam sepi, bertanya mengapa mereka disana, mereka ingin pulang, mereka rindu rumah. Namun bukan rumah sebuah tempat yang mereka rindukan, tak lain ialah perasaan suasana rumah di hati dengan kehangatan keluarga di sekitar dan pelukan cinta oleh orang tersayang. Ternyata rumah bukan hanya sebuah benda atau bangunan, rumah adalah suasana kehangatan keluarga dengan orang tercinta di sekeliling. Bekerja sebagai social worker, yang bekerja dekat dengan mereka tua, miskin kasih sayang dan sakit, sebuah pekerjaan yang mengajarkan banyak tentang hidup. Ah saya sangat bahagia bisa menjadi seperti ini. Melihat senyuman tulus dari mereka yang lupa cara berbicara, hanya senyuman sebagai komunikasi antara aku dan dia. Ternyata komunikasi tidak hanya melalui ucapan atau perkataan melainkan melalui mata dan tatapan juga senyuman.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.