Thursday 3 December 2015

Perusahaan yang patut dihindari

Saya lebih bahagia bekerja untuk orang barat. Selain gaji saya dibayar di atas rata rata karena kerja keras saya, mereka juga tak memainkan pajak dan superanuations saya. Berbeda dengan orang india, srilanka, melayu. Mereka sangat pelit dan suka tak membayar pajak dan superanuations. Apalagi saat mereka tahu bahwa saya dari negara miskin. Tak jarang mereka membayar gaji di bawah upah minimum. Memperlakukan pekerja bagaikan budak, bahkan terkadang tak membayar gaji pekerja nya sepeserpun. Bagi mereka $15/jam sudah besar jika dibandingkan mata uang negara saya. Namun bukan kah saya hidup di sini? Namun itulah mereka, sebagian dari mereka memiliki bisnis di sini namun bukan warga negara sini. Mereka sangat rakus soal uang. Entah kemiskinan di negara asal ny membuat nya serakah soal uang, membuat nya materialistis, atau hal lain nya. Karena sejujurnya, orang barat yang tinggal disini dan memiliki perusahaan disini. Mereka sangat loyal, tak memandang saya dari negara miskin atau kaya. Mereka lihat bahwa saya hidup disini. Bukan bekerja disini lalu tidur, makan, mandi, dan lain nya di Indonesia. Tak jarang, bos saya pun memberikan upah tambahan diluar gaji di musim sibuk (high season). Entahlah, setiap orang berbeda, namun setelah beberapa kali kerja untuk orang india, melayu dan srilanka. Mereka tak pernah membayar gaji saya secara normal. Yang seharus nya $20/jam cuma dibayar $15 lalu tak membayar pajak saya dan superanuations. Yang seharus nya dibayar $170 sekali datang, cuma di bayar $90. Yang seharus nya bayar jam kerja 18 jam malah cuma bayar 14 jam kerja saya (kerja saya selama 4 jam tak dibayar). Bahkan saya pernah bekerja untuk training selama 5 jam. Sebelum training saya sudah kasih list hari dan waktu luang saya. Namun dia dengan sengaja meminta saya datang saat saya sibuk. Kemudian saya memutuskan bahwa saya tak bisa bekerja untuk dia, saya pun meminta upah 5 jam saya selama training yang sudah di janjikan sebelum traning. Namun lagi2 dia berulah, dia bilang bahwa saya tak bekerja utuk dia, saya hanya training, saya membuang waktu dia, dll. Bukan kah itu resiko pemilik bisnis? Jika ingin memperkerjakan seseorang harus melatih orang tersebut. Toh selama training orang tersebut juga bantu2. Bukan cuma duduk bengong. Inti nya dia gak mau bayar gaji saya. Mungkin mencari musuh memang gampang. Saya pun bisa membuat bisnis nya hancur dan membakar nya lalu menghilangkan jejak. Karena saya tahu letak posisi cctv nya. Hanya karena uang tak seberapa, dia rela menjadi musuh bagi orang lain. Oh well, inti nya jangan pernah bekerja untuk mereka. Karena 'mahasiswa' dari negara mereka yang beralih profesi jadi supir taksi atau pekerja gelap yang siap bekerja untuk mereka pun banyak. Oleh karena itu, mereka tak menghargai pekerja.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.