Friday 15 January 2016

Siap karena terpaksa

Kalo di tanya, siap gak sih pas lulus sma langsung nikah dan pindah negara? Kalo di tanya nya pas sebelum lulus pasti jawaban nya belum siap. Tapi fokus utama saya pada saat itu, mau seperti apa hidup saya dimasa depan? Jika saya study di Indonesia, lalu bagaimana dengan kehidupan saya selepas study? Disaat itu pula saya menjalin hubungan dengan pria asing. Saya memiliki peluang untuk pindah ke negara maju, study di negara maju dan bekerja. Lalu jatuhlah pilihan saya untuk menikahi Ed dan menetap disini. Awal nya sulit dan banyak sekali hal2 tidak terduga yang membuat saya shock saat itu dan merasa salah pilih jalur hidup. Namun sekarang, justru saya merasa melangkah terlalu cepat. Bahkan terkadang saat saya mengemudi saya berbicara kepada diri sendiri 'aku ini hampir 22 tahun. Di usia ku saat ini, aku sudah di negara ini, tanpa bantuan orang tua, memiliki suami, mengemudi di negara ini, omg, what have i done?" Merasa shock. Saya pun kadang membayangkan apa jadi nya jika saya memilih menetap di indonesia karena takut untuk maju, takut untuk berubah. Mungkin saya sedang tinggal di kost2an, kuliah dan menunggu kiriman ortu tiap bulan. Kehidupan saya saat ini sungguh membuka pemikiran saya, sebuah kesuksesan yang rasa hanya 5 cm di depan mata. Sangat dekat, sangatlah dekat. Mimpi hidup mewah, apalagi memakai barang branded bukan mimpi lagi. Semua dengan mudah di dapat, tanpa menunggu dan bermimpi. Sebagian orang takut untuk maju karena sudah ada di zona nyaman. Yukkk keluar dari zona nyaman dan membuat perubahan. Semua orang pasti bisa, pasti siap jika dalam kondisi terpaksa atau dipaksa.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.